CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 18 September 2008

Ilmu Geografi Dan Kebijakan Publik

Kesan umum yang saya rasakan setelah membaca komentar, pertanyaan dan tulisan para mahasiswa, lulusan ataupun pengajar geografi khususnya melalui mailinglist adalah bahwa akademik geografi nasional sudah lama mengalami disorientasi dan fragmentasi setelah sekian lama terisolasi dari dinamika perkembangan ilmu geografi.

Ada mata rantai yang terputus (missing link) antara mainstream pemikiran ilmu geografi pada dekade 1960-1970 dengan perkembangan geografi kontemporer. Hal ini terjadi di dua bidang utama ilmu geografi yaitu geografi fisik dan geografi manusia.

Disorientasi di bidang geografi fisik antara lain terlihat dari tidak jelasnya arah riset geomorfologi, klimatologi dan hidrologi itu sendiri, apakah untuk pengembangan akademik seperti pengembangan teori dan metodologi, untuk tujuan applikasi, ataukah untuk kebijakan publik, atau semuanya sekaligus? Jika semata-mata untuk pengembangan akademik, pertanyaannya adalah apa yang membedakannya dengan arah riset dari ilmu dasar geomorfologi, klimatologi dan hidrologi.

Bukankah di dalam geografi kontemporer kemudian berkembang, antara lain riset fluvial geomorphology, geographical climatology - yang umumnya terkait dengan aspek aspek sosial, budaya, dan ekonomi? (lihat antara lain Changnon, 2003 dan Skaggs, 2004)

Fragmentasi ilmu geografi di Indonesia sangat terasa ketika harus berperan dalam kebijakan publik. Analisis supply-demand air bersih untuk level regional & urban, dampak privatisasi sumber daya air, dan isyu managemen sumber daya air lainnya yang memerlukan pendekatan terpadu geografi tidak muncul dari kalangan geograf, walaupun memerlukan pendekatan geographical climatology, fluvial geomorphology, geo-hidrologi, geografi ekonomi, geografi kota dan cabang geografi manusia lainnya secara terintegrasi (lihat antara lain tulisan para geograf yang concern dengan Integrated Water Resource Management seperti Ojo, Gbuyiro & Okoloye (2004), "Implications of climatic variability and climate change for water resources availability and management in West Africa"; dan Bruce Mitchell (2005), "Integrated water resource management, institutional arrangements, and land-use planning".

Di bidang geografi manusia, disorientasi tercermin dari tidak munculnya riset atau pemikiran para geograf, antara lain tentang diffusi innovasi untuk pengembangan industri kecil dan menengah (UKM), fenomena agglomerasi, cluster kegiatan industri? yang sekarang sudah menjadi kebijakan sektor industri nasional (aspek cluster antara lain dapat dilihat pada Martin, R. and Sunley, P., 2003 yang berbeda pendekatannya dengan cluster ala Porter (1990). Belum lagi kebijakan di bidang transportasi, dan infrastruktur lainnya.

Pengembangan ataupun applikasi metode analisis statistik spasial termasuk model kuantitatif dengan GIS ? yang menjadi salah satu ranah (domain) geograf, boleh dikatakan belum dikenal oleh para geograf Indonesia. Ketika diperlukan kebijakan energy-mix, para geograf praktis tidak terlibat dalam pembahasan tentang isyu energi dalam konteks region atau lokalitas yang sesungguhnya sarat dengan dimensi spasial. Timbul kesan bahwa ranah geografi di Indonesia tidak terlalu jauh dari pembahasan tata ruang, perubahan tata guna lahan, ataupun geografi penduduk, yang secara tradisional sudah dikenal sejak awal.

Disorientasi dan fragmentasi jelas akan sangat mengganggu masa depan geografi sebagai disiplin ilmu. Betapapun na?f dan aneh pertanyaan yang diajukan ataupun komentar yang muncul dari mahasiswa ataupun lulusan geografi seyogyanya disikapi lebih terbuka bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Kurikulum pendidikan geografi tidak harus didikte oleh pasar, tapi justru bisa menciptakan pasar melalui kreativitas lulusannya. Dengan kata lain, pendidikan tinggi geografi tidak untuk menyiapkan lulusan siap kerja, tetapi siap dikembangkan dengan kerangka teori dan metodogi kuat, walaupun ilmu terapan tidak boleh diabaikan. Berikan porsi siap pakai melalui program D3.

Membuka keterisolasian adalah membuang egoisme ataupun kebanggaan semu(pseudo) institusi pendidikan tinggi geografi. Semua pihak perlu duduk bersama membahas berbagai persoalan pendidikan. Tidak ada yang salah jika ilmu geografi berada dalam konsorsium Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam (MIPA), walaupun lebih banyak didasarkan pada latar historis bukan substantif.

Persoalannya akan menjadi sangat serius jika pengembangan ilmu geografi terhambat justru karena terjebak penafsiran status ke-MIPA-annya. Indikasi ke arah ini sudah tampak, dan jika ini benar-benar terjadi sungguh tragis nasib pendidikan akademik geografi. Ilmu geografi mandeg atau mati ditangan geograf sendiri.

Minggu, 14 September 2008

biLyard

Dalam dunia billiard, ternyata kita bisa nemuin beragam jenis dan ukuran meja billiard. Kalau ditarik secara umum,
biasanya meja bilyar punya ukuran panjang dua kali lebar. Biasanya meja billiard ini punya ukuran dalam kaki, jadi mulai
dari 7, 8 dan 9 footers ukuran meja yang paling panjang.
Tempat bilyard yang punya meja ukuran 9 foot biasanya diperuntukkan buat pemain-pemain yang serius (pro). Kalau
mau main di launge atau bar, biasanya mereka lebih milih untuk punya meja billiard dengan ukuran 7 foot, dan kalau ke
tempat-tempat billiard yang ga terlalu besar biasanya meja ukuran ini adalah meja billiard koinan. Panjang pendeknya
meja yang dipilih biasanya berkaitan banget sama pengaturan ruang, karena masalah efektifitas dan kenyamanan
kemudian banyak yang ngejatuhin pilihan buat make yang ukurannya 8 foot.
Meja billiard kualitas paling bagus biasanya berukuran 9 foot dengan alas meja yang terbuat dari granit atau lempengan
tebel, ini gunanya untuk mencegah adanya tonjolan-tonjolan yang nggak diinginkan dan perubahan bentuk karena
kelembaban udara. Untuk meja jenis pocket billiard, biasanya ada total 6 buah pockets, tiga di tiap sisi meja. Meja
biasanya dialasi oleh kain khusus untuk billiard cloth dan biasanya berwarna hijau. Perbedaan kain yang dipakai
biasanya mempengaruhi laju bola billiard di atas meja.

MEMILIH STIK BILLIARD
Saat kita pengen beli sebuah stik billiard, kita bakal dihadapkan pada beragam model dan merek stik yang ada. Kamu
bakal nemuin ribuan model dan variasi dari bermacam produsen stik; stik custom, stik dengan berbagai berat, ukuran,
jenis kayu dan material lainnya, 1 piece ato 2 piece. Semua tergantung pilihan kamu!


Kamu mesti tentuin spesifikasi stik yang kamu pengen. Pertama, tentukan budget kamu dan model stik yang kamu suka.
Jenis permainan yang paling sering kamu mainin juga bisa jadi pertimbangan penting buat milih stik. Diameter minimal
standar stik billiard adalah 13 mm (1,3 cm), untuk snooker 10 mm (1 cm).
Efektivitas pukulan (strike), reaksi bola terhadap stik bergantung pada kepadatan dan kualitas cue tip (ujung stik).
Sangat memungkinkan bahwa tenaga pukulan jadi nggak efektif dengan pake tip kualitas bawah. Analogi yang pas
misalnya... ngebut pake mobil F1 dengan ban kualitas rendah. Cue tip adalah bagian dari stik yang memiliki peran
penting.
Berbagai jenis tip tersedia di pasaran (lebih dari 30 model) yang terbagi dalam 2 kategori; "one piece tip" dan "laminated
tip" (5 lapis kulit, dilapis sekaligus). Cue tip adalah bagian terpenting pada stik yang harus dijaga kualitasnya.
Cue tip yang paling populer adalah Tweeten Professional (untuk billiard) dan Elk Master (untuk Snooker). Kelenturan stik
dan kualitas getaran terhadap pukulan adalah spesifikasi individual pemain (semua tergantung selera kamu).
Bagian shaft dari stik dibuat dari hard maple tapi sebagian dibuat dari kayu arang (ash) (biasanya untuk snooker).
Panjang standar stik adalah 58 inchi (147,32 cm). Bentuk pegangan stik (grip) sebenarnya adalah untuk asesoris, tapi
grip dapat mempengaruhi berat dan keseimbangan stik.
Sambungan (joint) stik terbuat dari plastik atau serat komposit yang di dalamnya diselipkan logam berupa sekerup
sebagai penguat. Panjangnya sekitar 1 - 1,5 inchi (3,5 - 4 cm) dan gak punya (ato sangat sedikit) pengaruh terhadap
keseluruhan kualitas stik.
Sebelum kamu memastikan pilihan, sangat penting untuk membandingkan dan mencoba bermacam model, berat dan
kualitas stik. Hal itu dapat membuat kamu nyaman atas pilihan stik kamu.
Selamat memilih !
catatan : pastikan selalu menyimpan stik kamu di tempat yang baik dan hindari tempat yang temperaturnya selalu
berubah drastis dan juga lembab.


HAL PENTING DALAM BILLIARD
Sebuah nasehat sederhana untuk para pemain billiard.
Ada beberapa hal penting dalam bermain billiard. Konsentrasi dengan pukulan kamu, mengikuti alur pukulan, tidak
terintimidasi dengan pukulan dan merencanakan skema pukulan dengan baik secara berulang-ulang.
Kamu mesti tahu dengan jelas apa yang bakal kamu lakuin SEBELUM kamu melakukan pukulan. Jika kamu telah
mengunci suatu keputusan pada pukulan dan tangan kamu, hal itu akan membuat kamu dengan mudah melakukan
pukulan seperti yang kamu maksud. Kamu bakal punya kesempatan yang lebih baik untuk mengendalikan bola secara
konsisten. Kamu tidak akan takut bahwa di luar sana ada pilihan yang lebih bagus. kamu pikirkan itu dan keluar pilihan
terbaik. Kamu akan secara otomatis mengikuti alur pukulan seperti yang kamu inginkan. Kamu tidak akan perlu
menebak-nebak apa yang akan terjadi setelah pukulan dilakukan. Kamu sudah lebih dulu memainkannya di pikiranmu.
Percaya pada pilihanmu adalah hal terpenting. Selalu lakukan di setiap waktu antara pukulan satu dengan yang lain.
Semakin banyak kamu melatih dirimu untuk melihat pukulan dan kemungkinannya, semakin sedikit waktu kamu untuk
mengambil keputusan. Metode ini akan meningkatkan kualitas permainan dan kepercayaan diri kamu setelah beberapa
hari melakukan latihan serius dengan metode ini.

ASAL USUL BILLIARD
Asal-usul biliard memang tidak ada yang tahu pasti. Diduga berasal dari cina atau itali atau spanyol. Banyak yang
percaya biliard berasal dari perancis, biliard = kriket versi indoor atau kriket = biliard versi outdoor.
Beberapa catatan membuktikan bahwa biliard memang datang dari perancis. Berasal dari kata billart yang artinya stik,
atau bille yang berarti bola.
Untuk pertama kali biliard di dokumentasi sekitar abad 15. Dimainkan dengan mendorong bola pakai stik, sama seperti
kriket. Stik ini dikenal dengan mace atau queue, dan sampai sekarang populer dengan istilah cue.
Sementara itu shakespeare menyebutkan bahwa biliard sudah ada sejak jaman Antony dan Cleopatra. Waktu itu disebut
old egyptian sport. Baru pada tahun 1675 biliard populer di inggris. Dan tahun itu pula diterbitkan buku peraturan biliard.
Selanjutnya billiard dipopulerkan sebagai olahraga scientific oleh Captain Mingaud, seorang tahanan politik pemerintah
ketika terjadi revolusi perancis. Saking cintanya dengan biliard, dia menolak untuk dibebaskan dari penjara ketika masa
hukumannya berakhir.
Mingaud pula yang menemukan tip, yaitu tambahan kulit di ujung cue. Dengan tip pukulan jadi lebih akurat dan mudah
melakukan kontrol cue ball. Tip lama-kelamaan mengeras dan mengurangi efektifitas pukulan sehingga perlu diganti
secara berkala. Akhirnya mingaud meninggalkan penjara dan keliling perancis melakukan eksibisi biliard.
Jack Carr, seorang pelatih biliard inggris berjasa menemukan tehnik pukulan off-center, yaitu memukul cue ball dititik offcenter
guna mendapatkan efek spin. Sekarang pukulan off-center ini dikenal dengan istilah English. Di inggris pukulan
seperti ini disebut side.
Dia pula yang menemukan ide untuk mengoleskan kapur pada permukaan tip untuk meningkatkan akurasi pukulan.
Sepanjang tahun 1820 jack carr berkeliling eropa, melakukan pelatihan biliard sembari menjual magical twisting chalk
temuannya.

Peraturan bola 9

BOLA YANG DI GUNAKAN
FireBoard - Jakarta Global Chat Official Website FireBoard Forum Component version: 1.0.4 Generated: 14 September, 2008, 21:45
Adalah 9 buah bola angka yang bernomor 1 s/d 9 dan sebuah bola putih sebagai gundu ( cue ball )
SUSUNAN BOLA ANGKA PADA SAAT BREAK
Sebelum break bola angka di susun dengan kofigurasi “diamond” dengan ketentuan : Bola 1 ( satu ) dititik spot dan bola 9
( sembilan ) di tengah. Bola angka lainnya ( bola 2 s/d bola 8 ) bebas ditempatkan dimana saja.
TUJUAN PERMAINAN.
Permainan yang terlebih dahulu memasukan bola 9 ( sembilan ) secara sah, adalah pemenang pada game itu
PUSH OUT ( SHOOT OUT )
Pemain yang mendapatkan giliran memukul setelah break yang sah boleh melakukan “push out” kesempatan ini hanya
satu kali dalam setiap game dan hanya boleh dipakai setelah break yaitu pada pukulan pertama / first out
DEFINISI
Push out adalah suatu pukulan pelanggaran yang di anggap / dinyatakan tidak pelanggaran.
Dalam melakukan push out, pemain harus memukul bola putih secara sah (jika bola putih masuk lobang atau melompat
maka tetap dianggap pelanggaran).
Pukulan yang diperbolehkan pada saat push out adalah - memukul bola putih tanpa menyentuh apapun ( tidak
menyentuh bola sasaran, bola angka lain atau ban - memukul bola angka lain ( bukan bola sasaran ) dan tidak
memenuhi ketentuan safety ( jika bola sasaran atau bola angka lain yang masuk pada pukulan ini, maka bola tersebut
tidak dikembalikan ke bidang permainan ( kecuali bola 9 sembilan).
Pukulan selain ketentuan diatas tetap dinyatakan pelanggaran.
PEMBERITAHUAN PUSH OUT
Pemain yang akan melakukan push out wajib memberitahukan maksudnya tersebut terlebih dahulu kepada wasit untuk
diteruskan kepada pemain lawan. Jika tidak pukulan dianggap pululan biasa (ketentuan push out tidak berlaku)
KETENTUAN GILIRAN SETELAH PUSH OUT
Setelah seseorang pemain melakukan push out, maka giliran selesai pemain lawan mempunyai pilihan untuk :
I. Melanjutkan permainan dengan posisi yang ada
II. Pass yaitu melemparkan gilirannya kepada pemain yang melakukan push out tadi untuk meneruskan permainan,
sedangkan pemain yang melakukan push out tersebut harus melakukan gilirannya kembali
KETENTUAN ( POSISI BOLA PUTIH ) SETELAH PELANGGARAN
Jika terjadi pelanggaran maka pemain lawan meneruskan permainan dengan posisi yang ada. Dalam keadaan ini bola
putih boleh diangkat dan ditempatkan / diletakkan bebas di bidang permainan manapun.
BOLA SASARAN & BOLA ANGKA LAINNYA YANG MASUK/ MELOMPAT KELUAR PADA PELANGGARAN
Bola sasaran atau bola angka lainnya yang masuk / melompat keluar pada saat pelanggaran tidak dikembalikan ke
bidang permainan kecuali bola 9
POSISI PENEMPATAN BOLA 9 ( SEMBILAN )
Bola 9 yang masuk / melompat keluar pada saat pelanggaran atau push out, harus dikembalikan ke bidang permainan
yaitu tetap pada titik spot Jika di titik spot ada bola lain yang menghalangi penempatannya maka bola 9 diletakkan pada
long string sedekat mungkin dengan titik spot
PELANGGARAN 3 X BERTURUT – TURUT
Jika seseorang pemain melakukan pelanggaran 3 x berturut – turut dalam satu game, maka dinyatakan kalah pada game
tersebut. Wasit harus memberikan peringatan kepada pemain yang telah melakukan pelanggaran 2 x berturut (jika lupa
maka lawannya berhak mengingatkan wasit ) Jika tidak ada peringatan, maka pelanggaran yang terjadi pada pukulan ke
3 tidak di hitung (dianggap tidak ada ) berarti pemain tersebut baru melakukan pelanggaran 2 x berturut – turut
PELANGGARAN
FireBoard - Jakarta Global Chat Official Website FireBoard Forum Component version: 1.0.4 Generated: 14 September, 2008, 21:45
Apabila saat hendak memukul bola lainnya terkena anggota badan atau stick atau sehingga merubah bola lainnya maka
dianggap pelanggaran.
Apabila saat hendak memukul kedua kaki tidak berpijak di bawah maka dianggap pelanggaran. Satu kaki harus berpijak
di bawah.

RAHASIA MASTER BILLIARD
Kalau kita menonton permainan seorang pemain professional kelas dunia macam Mika Immonen, Efren Reyes, Ralf
Souquet, Corey Deuel, dll… kita akan melihat betapa mudahnya mereka memainkan billiard. Apakah betul seperti itu?
Tentu saja antara penonton dan pemain berlaku hukum yang berbeda. Apa yang mudah kelihatannya belum tentu
mudah kalau kita praktekkan sendiri. Tul gak? Lha wong saya sendiri baru bisa Run Out setelah main billiard +/- 4 tahun.


Tentu mereka punya kiat tersendiri sehingga billiard di tangan mereka ‘look so easy’, terutama dari cara pandang mereka
terhadap peralatan utama dalam bermain billiard. Rahasia itulah yang saya coba untuk analisis dari pengalaman pribadi,
nonton pertandingan, maupun dari berbagai sumber dan ajaran yang berhasil saya dapatkan. Semoga bermanfaat untuk
meningkatkan permainan billiar kita. CMIIW please...


PERALATAN

Dalam bermain billiar, tentu kita butuh peralatan yang berupa meja, bola, stik, dll. Untuk sukses bermain billiar,
diperlukan kecerdasan tersendiri dalam memandang berbagai peralatan tersebut. Pemahaman yang benar tentang
peralatan yang dipakai akan meningkatkan kualitas permainan kita. Lalu bagaimana sudut pandang para master itu
dalam menginterpretasikan 3 jenis peralatannya yang menurut saya merupakan peralatan utama kesuksesan mereka?


à pool cue (stik)

Bagi para master, cue ibarat pacar, bagaikan belahan jiwa yang tidak terpisahkan. Mereka akan berusaha untuk
menemukan cue yang betul-betul cocok untuknya. Ukuran berat, panjang, diameter genggaman, keseimbangan maupun
jenis material jadi perhatian khusus. Stik yang cocok untuk seseorang belum tentu cocok dipakai oleh pemain lainnya.
Kesalahan dalam pemilihan cue bisa berakibat kurang maksimalnya permainan kita.
Pada turnamen Mosconi Cup tahun 2006 lalu pemain Amerika Serikat Earl Strickland bahkan sampai membanting cuenya
sampai pecah berantakan hanya gara-gara sodokannya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Atau saya juga pernah melihat pemain Amerika Serikat lainnya, Johnny Archer, mematahkan cue-nya karena dia tidak
puas dengan hasil sodokannya.
Itulah pentingnya pemilihan cue yang cocok. Maka dari itu, dalam memilih cue, bayangkan saja seperti memilih pacar.
Tentu kita tidak mau khan milih pacar yang asal cantik/ganteng doank tapi nyakitin terus?! Biar biasa-biasa asal
bahagia.. lho koq jadi ngelantur… he’


à cue ball

Cue ball (bola putih/gaco) ada berbagai jenis dengan masing-masing berat yang berbeda. Pemahaman para master
terhadap cue ball tidak sampai disitu saja. Misalnya, master beranggapan bahwa semakin sering cue ball dimainkan
maka cue ball akan kian kotor. Efeknya, jalannya cue ball akan makin sulit dikendalikan.
FireBoard - Jakarta Global Chat Official Website FireBoard Forum Component version: 1.0.4 Generated: 14 September, 2008, 21:45
Selain itu, dari kacamata master, cue ball dapat dilihat dalam 25 titik berdasarkan arah cue dan elevasi cue terhadap
meja dimana sodokan pada titik yang spesifik tersebut akan menghasilkan jalannya cue ball yang spesifik pula. 24 titik
tersebut diasosiasikan dalam arah jarum jam pendek dan jarum jam panjang dan 1 titik lagi merupakan titik sentral.


à meja pool

Meja yang berfungsi sebagai medan permainan memiliki karakteristik yang spesifik dan sangat bergantung pada jenis
material, teknik pemasangan dan kelembaban udara dalam ruangan permainan. Bidang meja pool adalah 2 buah bujur
sangkar yang digabungkan menjadi persegi panjang dengan luas 50 inchi x 100 inchi. Di pinggiran meja tersebut ada
beberapa titik yang disebut diamond. Fungsinya sebagai alat bantu mengukur jalannya bola berdasarkan sudut-sudut
yang akan dihasilkan setelah bola menyentuh rail atau bantalan. Adapun dengan menghubungkan titik-titik tersebut,
akan didapatkan 32 bidang permainan.



Kamus Billiard
Teman-teman yang enjoy maen billiard tentu sudah tahu dengan istilah-istilah billiard yang sering didengar waktu
kongkow bareng konco-konco sambil nyodok bola billiard, kecuali kalo situ niatnya cuman pengen ngecengin score girlnya
doank.. he’
Barangkali teman-teman ada yang masih bingung dengan istilah-istilahnya, saya coba untuk menyusun pengertian dari
istilah-istilah billiard tersebut berdasarkan pengetahuan billiard saya yang sekedarnya. CMIIW.
BACK SPIN, arah putaran bola yang berbalik. Terjadi karena sodokan yang mengenai daerah di bawah tengah-tengah
bola putih (cue ball). Putaran balik inilah yang akan membuat cue ball kembali ke area semula pasca tumbukan dengan
bola sasaran.
BALL IN HAND, ketika seorang pemain melakukan kesalahan (foul), maka pemain lawan berhak menempatkan cue ball
di tempat yang diinginkan untuk membidik bola berikutnya.
BREAK SHOT, sodokan pembukaan pada setiap game.
BRIDGE, jembatan penghubung antara stik (cue) dengan cue ball.
CHALK, perlengkapan yang dipakai untuk melapisi bagian atas (tip) dari cue untuk menjaga sodokan agar tidak
terpeleset (missed cue).
CUE, tongkat atau stik penyodok dalam permainan billiar yang biasanya terbuat dari kayu.
CUE BALL, bahasa jawa-nya pata atau pato, yaitu bola bola putih yang langsung dikenai oleh cue dan tidak bernomor.
DRAW SHOT, teknik sodokan yang dapat menghasilkan back spin.
ENGLISH SHOT, teknik untuk menghasilkan spin samping dengan cara memukul bagian kiri atau kanan dari cue ball, di
Indonesia lebih sering digunakan istilah efek.
FOLLOW THROUGH SHOT, teknik sodokan dengan menggunakan ayunan dorong pada titik atas dari cue ball.
Sodokan ini akan menghasilkan putaran atas atau forward spin, yang setelah mengenai bola sasaran cue ball akan terus
bergulir maju.
GRIP, genggaman tangan saat menyodok.
FireBoard - Jakarta Global Chat Official Website FireBoard Forum Component version: 1.0.4 Generated: 14 September, 2008, 21:45
JOINT, pada stik sambungan yang terdiri dari dua bagian, joint adalah bagian dimana dua bagian tersebut menyatu.
Umumnya, material pembuat joint terbuat dari besi, plastik, atau gading dengan berbagai macam model atau bentuk.
MISSED CUE,
situasi cue terpeleset pada saat melakukan sodokan terhadap cue ball. Biasanya pada saat terjadi missed cue, suaranya
terdengar nyaring seperti bunyi ranting pohon yang dipatahkan (’ctak!’). Karena terpeleset, maka bola sasarannya akan
meleset juga atau tidak sesuai yang kita inginkan. Missed cue sering terjadi karena ayunan yang kurang sempurna atau
karena olesan chalk-nya kurang.
OBJECT BALL, bola yang akan disasar oleh cue ball untuk dimasukkan ke dalam kantung (pocket).
POCKET, kantung pada meja billiar yang berjumlah enam dengan ukuran kurang lebih dua kali diameter bola.


SAFETY SHOT, sodokan bertahan yang bertujuan agar pemain lawan tidak memiliki kesempatan posisi bola yang
terbuka. Atau dengan kata lain, ngumpetin bola (biasanya cue ball) di balik bola yang bukan sasarannya.


SCRATCH, situasi pada saat cue ball masuk ke dalam pocket atau keluar dari meja. Scratch merupakan foul, dan
pemain lawan akan mendapatkan kesempatan ball in hand.


Ilmuwan Fisika yang terkenal karena "Teori Relativitasnya" menyempurnakan teori "Gaya Tarik" Newton yang telah berlangsung ratusan tahun, sehingga dia dijuluki "Copernicus abad 20". Tahun 1919, ketika para astronom Inggris mengamati gerhana matahari total, telah membuktikan kebenaran teori relativitas Einstein. Hal ini membuat dunia heboh. Namun, sebagai orang Yahudi, ia malah tinggal di Jerman, negara yang paling kejam menyiksa bangsa Yahudi. Dengan keberhasilan dan nama besar yang disangganya, dia membantu bangsanya melaksanakan gerakan pembangunan kembali negara tercinta. Riwayat Hidup 14 Maret 1879 lahir di kota Ulm, Jerman. 1880 (1 th) seluruh keluarga pindah ke Munich. 1885 (6 th) Mengenyam pendidikan di sekolah katolik. 1889 (10 th) Melanjutkan sekolah menengah di kota Luitpold. 1894 (15 th) Seluruh keluarga pindah ke Italia 1895 (16 th) Maret, berhenti dari sekolah menengah, pulang ke Milan. Melepaskan warga negara Jerman. Oktober, masuk sekolah menengah Aargau, Swiss. 1896 (17 th) Oktober, melanjutkan di Institut Politeknik, Swiss. 1901 (22 th) Memperoleh hak warga Swiss. Menggantikan guru tetap, kemudian jadi pembimbing anak-anak asrama. 1902 (23 th) Bekerja di kantor paten Bern, Swiss. 1903 (24 th) Menikah dengan Mileva Mervick. 1905 (26 th) Memperoleh gelar doktor dari Universitas Zurich. Mengumumkan Teori Relativitas yang berisi lima buah artikel. 1907 (28 th) Mengumumkan karya tulisan eksistensi foton atau partikel cahaya. 1911 (32 th) Mengumumkan teori gaya tarik akan mengakibatkan cahaya membelok. 1912 (33 th) Menjadi dosen tetap di Universitas Politeknik, Swiss. 1913 (34 th) Mengumumkan dasar teori gaya berat. Diangkat menjadi Maha Guru di Universitas Berlin Menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Mengurus perceraian dengan Mileva, sendirian berangkat ke Berlin. Memperoleh kewarganegaraan Jerman. 1916 (37 th) Menyelesaikan "Teori Relativitas". 1919 (40 th) Setelah resmi bercerai dengan Mileva, menikahi adik sepupunya, Elsa. Tim pengamat Gerhana Matahari Total Inggris menyatakan kebenaran "Teori Relativitas" Einstein. 1920 (41 th) Resmi mengajukan minat menjadi warga negara Jerman. 1921 (42 th) Diangkat menjadi ketua "Lembaga Persatuan Ilmiah Internasional". Ke Amerika bersama Weizman, kampanye mengumpulkan dana demi bangsa Yahudi. Dalam perjalanan pulang, ia mengunjungi Inggris. 1922 (43 th) Maret, mengunjungi Preancis. Akhir tahun 1923, mengunjumhi Cina, Jepang, dan Palestina. Dalam perjalanan ia mendapat kabar sebagai pemenang hadiah Nobel dalam bidang Fisika. 1926 (47 th) Mengikuti gerakan Internasional Anti Penjajah. 1929 (50 th) Mengumumkan "Teori Khusus Relativitas". 1930 (51 th) Tahun 1932, sebagai dosen sementara di Universitas California. 1933 (54 th) Melapaskan kewarganegaraan Jerman. Semua harta benda dirampas pemerintah Nazi. Bulan September ke Princetown, Amerika, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi. 1936 (57 th) Istri yang kedua, Elsa meninggal karena sakit. 1939 (60 th) Agustus, menulis surat pada Presiden Roosevelt mengenai bom atom. 1940 (61 th) Memeperoleh kewarganegaraan Amerika. 1946 (67 th) Menjadi Ketua Lembaga Ilmuwan Bom Atom. 1950 (71 th) Mengatakan posisinya yang anti bom. 1952 (73 th) Menolak menjadi Presiden Israel. 1955 (76 th) 18 April, Einstein meninggal akibat sakit jantung.

Senin, 08 September 2008

Metode Pembelajaran yang Baik

Dewasa ini, banyak orang tua yang bingung dengan cara guru melaksanakan pembelajaran di sekolah anak-anaknya karena caranya yang berbeda dengan cara yang diterapkan guru jaman dulu ketika orang tua sekolah. Ada yang tidak setuju ketika anak-anaknya diajak guru keluar kelas untuk memetik berbagai jenis daun, atau bercerita di bawah pohon rindang, atau memanen ikan sambil menghitung dan kemudian mengolah hasil tangkapannya. “Kok anak-anak hanya bermain saja, tidak belajar?” Begitu biasanya pertanyaan beberapa orang tua.

Banyak orang tua yang masih beranggapan bahwa belajar itu seharusnya hanya di ruang kelas, di mana anak-anak duduk tekun mendengarkan gurunya menjelaskan setiap mata pelajaran. Bahkan untuk pendalamannya, anak seharusnya diberi pekerjaan rumah (PR). Ternyata, banyak juga guru yang berpendapat demikian. Apakah benar bahwa seperti itulah metode pembelajaran yang baik? Bagaimanakah metode pembelajaran yang baik itu?

Metode pembelajaran yang baik seharusnya selaras dan mendukung pencapaian tujuan kurikulum yang baik. Di Indonesia, kurikulum sekolah harus selaras dengan Undang-Undang Sisdiknas pasal 3 nomor 20 tahun 2003, yang pada intinya adalah mengamanat kepada setiap sekolah untuk melaksanakan pendidikan secara holistik dengan cara mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Dengan kata lain, metode pembelajaran yang baik bukan hanya mengembangkan aspek kognitif atau akademik saja, tetapi juga harus mampu membentuk manusia utuh (whole person) yang cakap dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan dan cepat berubah, serta mempunyai kesadaran spiritual bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruhan (the person within a whole) (Megawangi, Latifah, Dina, 2004).


Dengan demikian, orang tua dan guru harus menyadari bahwa metode pembelajaran yang baik harus mampu mengembangkan seluruh potensi anak secara holistik. Artinya, seluruh dimensi perkembangan anak dikembangkan. Perlu diketahui pula bahwa hasil studi mutakhir (Megawangi, dkk., 2004) menunjukkan bahwa seluruh dimensi perkembangan anak tersebut (fisik, sosial, emosi, dan kognitif/akademik) terjadi secara simultan dan terintegrasi; tidak masing-masing berdiri sendiri. Dengan kata lain, perkembangan salah satu aspek dipengaruhi oleh aspek yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang perkembangan sosialnya kurang baik, cenderung tidak disukai oleh teman-temannya. Kondisi ini akan mempengaruhi kemampuannya dalam bekerja dan belajar kelompok dan membuat anak merasa tidak nyaman berada di lingkungannya. Akhirnya, proses belajarnya terganggu dan prestasi pun tidak baik.

Berdasarkan paparan di atas, maka sangat penting bagi para pendidik untuk menyadari pentingnya konsep pendidikan anak secara holistik, yaitu konsep pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi anak dan metode pembelajarannya disajikan secara terintegrasi dan menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat terkembangkan berbagai potensinya secara simultan. Hal ini sesuai dengan pemikiran para pakar dan pendidik yang bergabung dalam NAEYC (National Association for the Education of Young Children) di AS (yang beranggotakan lebih dari 100.000 orang dari berbagai negara) yang menekannkan bahwa pendidikan harus sesuai dengan konsep Developmentally Appropriate Practices (DAP) (Megawangi, dkk., 2004).

Metode pembelajaran yang sejalan dengan konsep DAP adalah metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Metode ini, selain sesuai dengan tahapan perkembangan anak, juga memperhatikan keunikan setiap anak. Metode pembelajaran dengan konsep DAP dianggap dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan gairah belajar anak-anak. Konsep DAP memperlakukan anak sebagai individu yang utuh (the whole child) yang melibatkan empat komponen, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sifat alamiah (dispositions), dan perasaan (feelings); karena pikiran, emosi, imajinasi, dan sifat alamiah anak bekerja secara bersamaan dan saling berhubungan. Dengan kata lain, metode pembelajaran yang baik adalah metode pembelajaran yang dapat melibatkan semua aspek ini secara bersamaan, sehingga perkembangan intelektual, sosial, dan karakter anak dapat terbentuk secara simultan (Megawangi, dkk., 2004).

Telah disebutkan bahwa pendidikan di sekolah seharusnya bertujuan untuk membangun manusia holistik. Agar tujuan itu tercapai, maka prinsip pendidikan harus mengacu kepada prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat mengarahkan proses pembelajaran secara efektif. Berdasarkan hasil studi pustaka dari berbagai sumber, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga prinsip pembelajaran efektif bagi pendidikan terutama di tingkat dasar (Megawangi, dkk., 2004) :
  1. Pembelajaran memerlukan pastisipasi aktif para siswa (belajar aktif). Motivasi belajar akan meningkat kalau siswa terlibat aktif (mempraktekan) dalam mempelajari hal-hal yang konkrit, bermakna, dan relevan dalam konteks kehidupannya.

  2. Setiap anak belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda

  3. Anak-anak dapat belajar dengan efektif ketika mereka dalam suasana kelas yang kondusif (conducive learning community), yaitu suasana yang memberikan rasa aman dan penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat.

Ketiga prinsip pembelajaran tersebut didukung oleh beberapa hasil riset otak yang mempunyai implikasi terhadap pendidikan. National Research Council (1999) dalam Megawangi, dkk. (2004) mengumpulkan dan mengkompilasikan berbagai hasil riset otak yang harus menjadi acuan bagi para pendidik agar proses pendidikan dapat berjalan dengan efektif. Beberapa hasil riset tersebut adalah :

  1. Proses belajar melibatkan seluruh dimensi manusia (tubuh, pikiran, dan emosi)

  1. Faktor emosi sangat berperan dalam mempengaruhi sistem limbik otak yang dikenal sebagai otak emosi. Sistem limbik ini berperan dalam memfilter segala macam persepsi yang masuk. Apabila persepsi yang masuk berupa ancaman, ketakutan, kesedihan, maka bagian batang otak yang merupakan otak reptil (binatang) akan lebih berperan sehingga seseorang akan berada dalam modus bertahan atau menyelamatkan diri. Suasana di kelas tradisional yang kaku akan menurunkan fungsi otak menuju batang otak, sehingga anak tidak bisa berpikir efektif. Sedangkan dalam kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian neo-cortex (otak berpikir), sehingga dapat mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan kepercayaan diri anak.

  1. Informasi yang menarik dan bermakna akan disimpan lebih lama dalam memori, sedangkan informasi yang membosankan dan tidak relevan, akan mudah dilupakan.

  1. Kaitan erat antara aspek fisiologi, emosi dan daya ingat mempunyai implikasi penting bagi proses belajar, yaitu : suasana belajar yang menyenangkan, melibatkan seluruh aspek sensori manusia (panca-indera), relevan atau kontekstual, dan yang terpenting, proses belajar harus memberikan rasa kebahagiaan.

  1. Manusia akan lebih mudah mengerti kalau terlibat secara langsung dalam mengerjakannya, atau dengan ingatan spatial (bentuk atau gambar).

Hasil studi Lewis dan Schaos (1996) dalam Megawangi, dkk. (2004) menunjukkan bahwa suasana kelas yang kondusif akan mempunyai dampak yang positif motivasi dan kemampuan anak. Adapun ciri-ciri kelas yang kondusif sehingga membuat para siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, berani mencoba (risk-taker), dan menjadi pembelajar sejati adalah sebagai berikut :

  • Adanya pendidikan karakter secara eksplisit, sehingga akan terbentuk sikap anak yang saling menghormati, saling menghargai, bertanggung jawab, dan sebagainya.

  • Adanya peraturan dan kode etik yang dibuat dengan kesepakatan seluruh kelas dan dipatuhi dengan baik.

  • Hubungan antar siswa saling mendukung, tidak terlihat adanya persaingan antar siswa yang tidak sehat.

  • Adanya rasa saling percaya dan saling menghormati antar siswa dan guru. Guru menghormati dan memperlakukan siswa dengan baik.

  • Guru berusaha mengenal siswa secara pribadi dan mengetahui keunikan masing-masing siswa.

  • Guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan peluang berinisiatif bagi siswa dan memotivasi siswa untuk tertarik pada materi pelajaran.

  • Guru selalu siap untuk merencanakan kegiatan harian yang dapat menstimulasi seluruh dimensi perkembangan siswa.

  • Setiap siswa merasa bahwa keberadaannya sebagai anggota kelas diterima dan dihargai.

  • Setiap siswa merasa terlibat dalam pengambilan keputusan, dan para siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar.

  • Adanya kesempatan bagi para siswa untuk belajar dalam kelompok sehingga siswa dapat belajar bagaimana berinteraksi secara positif.

  • Iklim belajar yang menyenangkan; tidak ada tekanan dan beban yang berlebihan, tetapi siswa-siswa tercelup dalam kegiatan belajar secara intensif.

  • Iklim belajar yang memberikan peluang bagi siswa untuk membuat kesalahan sebagai bagian alami dalam proses belajar (tidak memvonis siswa yang belum menguasai pelajaran), sehingga para siswa bisa menjadi risk-taker, dan mempunyai motivasi untuk mempelajari hal-hal yang baru dan sulit.

Dari paparan tersebut di atas, maka kita sebagai orang tua dapat menilai apakah metode pembelajaran di sekolah anak-anak kita sesuai atau tidak dengan ketiga prinsip pembelajaran efektif ? Apakah proses pembelajarannya mempertimbangkan berbagai hal sesuai dengan hasil riset otak ? Apakah suasana kelasnya cukup kondusif bagi proses pembelajaran yang efektif ? Mengacu kepada indikator-indikator di atas, maka kita dapat menilai bagaimana praktek pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia. Sekarang kita dapat menilai apakah tindakan benar jika guru mempermalukan anak di depan kelas, memarahi atau bahkan menghukumnya? Hal ini dapat menyebabkan anak malu untuk mengungkapkan pikirannya di muka umum, dan menjadi tidak percaya diri. Selain suasana kelas yang tidak kondusif, sejak kecil anak-anak kita juga di “vonis” dengan adanya sistem ranking di kelas, sehingga ada istilah “mendapatkan ranking” (sepuluh besar) atau “tidak masuk ranking”. Sebagian besar anak kita sudah divonis bodoh sejak kecil karena hanya sedikit saja yang mendapat ranking. Terlebih jika anak sering dihukum dan dikritik oleh gurunya. Kondisi seperti ini akan membuat anak-anak kita menjadi individu-individu yang tidak memiliki rasa percaya diri atau malas untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Mungkin hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa kualitas Rata PenuhSDM Indonesia berdasarkan Human Development Index (HDI) cukup memprihatinkan?

Jika banyak guru yang mengajar di kelas dengan suasana yang tidak kondusif, maka hal itu bukan semata kesalahan guru, tetapi merupakan kesalahan sebuah sistem pendidikan yang orientasinya kepada mengejar keberhasilan akademik, yaitu sistem yang mengejar target kurikulum sekolah dengan segenap jadwal tes harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Padahal menurut Megawangi, dkk. (2004), untuk anak-anak usia dini, yang terpenting adalah ditanamkan sikap agar anak selalu cinta belajar, bukan semata-mata harus bisa. Jika harus bisa (dengan mengadakan ulangan atau tes), suasana belajar menjadi penuh beban, sehingga otak limbik anak tertutup, yang akhirnya membuat anak tidak dapat mencapai potensi optimalnya.

Pendidikan Ilmu Sosial yang Mengkeret

Meski belum ada riset secara nasional, fakta di lapangan jelas-jelas menunjukkan bahwa Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah mau tidak mau membuat pembelajaran ilmu-ilmu sosial yang tidak diujikan menjadi mengkeret (squeezed) di sekolah-sekolah menengah. Hal semacam ini tentu saja sudah merupakan konsekuensi logis dari tidak mengkutsertakan ilmu-ilmu sosial pada ujian nasional, apalagi yang menjadikan nilai UNAS sebagai syarat kelulusan. Ilmu-ilmu sosial termarginalkan oleh kebijakan UNAS tersebut.

Bagaimana bentuk pemarginalan ilmu-ilmu sosial tersebut? Yang jelas kita lihat adalah menyusutnya jam-jam pelajaran ilmu sosial di sekolah-sekolah. Hal ini bahkan nampak sangat ekstrim ketika siswa berada di tingkat terakhir dimana mereka harus mempersiapkan diri untuk mengikuti UNAS nantinya dimana sekolah bahkan telah menghapus pelajaran ilmu-ilmu sosial di kelas 3! Dengan menjadikan ilmu-ilmu sosial tidak diujikan bersama dengan ilmu-ilmu yang lain artinya secara terstruktur pemerintah telah menjadikan ilmu-ilmu sosial sebagai ’second class importance’. Sebuah pengingkaran terhadap pentingnya ilmu-ilmu sosial dalam kehidupan.

Apa bahayanya jika ilmu-ilmu sosial diabaikan dan diperlakukan secara marginal? Kita akan berada dalam bahaya kehilangan generasi yang memiliki landasan pemahaman demokrasi yang kuat, dan hanya akan menciptakan generasi yang terdidik secara parsial, tidak terdidik secara utuh dan holistik. Dan ini suatu kerugian besar.

Contoh mengenai hal ini bisa dilihat di AS dengan kebijakan NCLB (No Child Left Behind) yang lebih mementingkan pada penguasaan bahasa dan matematika sehingga mengakibatkan menciutnya kurikulum ilmu-ilmu sosial. Beberapa negara bagian di AS telah mulai mengenyahkan pelajaran ilmu sosial dari kurikulumnya di sekolah dasar dan sekolah menengah. Banyak siswa yang tidak memperoleh pelajaran ilmu sosial sampai kelas 10! Bahkan para guru baru ilmu sosial kesulitan untuk mencari tempat magang dan bahkan untuk sekedar mengamati praktek pembelajaran ilmu sosial di beberapa negara bagian AS. Akibatnya, bukan hanya materi ilmu-ilmu sosial menjadi menciut dan tidak dipelajari lagi di sekolah tapi elemen dari pembelajaran yang penuh pemikiran dan reflekstif dari ilmu-ilmu sosial jadi menghilang. Allan Kullen, President People of America Foundation bahkan menyatakan bahwa hal ini dapat menyebabkan ‘A New Crisis in America’s School’. Ia mengutip David McCullough, pemenang the Pulitzer Prize penulis biografi Truman and John Adams yang menyatakan bahwa jika kecenderungan menciutnya pembelajaran ilmu-ilmu social di sekolah tidak diperhatikan akan dapat membawa dampak besar. “We are losing our story, forgetting who we are and what it’s taken to come this far . . . . Our story is our history, and if ever we should be taking steps to see that we have the best prepared, most aware citizens ever, that time is now,”, alias Amerika akan kehilangan jati diri kata McCullough.

Selama ini kita sudah mengeluhkan betapa kualitas pembelajaran ilmu-ilmu sosial menjadi begitu kering dan tak bermakna. Guru-guru ilmu sosial hanya mengajarkan fakta-fakta dan meminta murid mereka sekedar menghafalkan fakta-fakta tersebut tanpa berusaha untuk memperoleh hikmah dan pemahaman yang mendalam tentang apa dibalik fakta-fakta tersebut. Para guru ilmu-ilmu sosial juga tidak menemukan alasan apalagi misi untuk menjadikan ilmu yang diajarkannya sebagai sumber kebijaksanaan dalam menjawab tantangan berabgai masalah social di masa depan. Mereka hanya menjejali otak siswa-siswa mereka dengan tumpukan fakta tanpa makna dan kini mereka memperoleh pembenaran. Bukankah ilmu-ilmu sosial tidak diujikan secara nasional yang berarti tidak penting? Jika ia tidak penting maka para guru ilmu-ilmu sosial tidak menemukan alasan untuk apa mengajarkan ilmu-ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya. Ilmu-ilmu sosial pada akhirnya hanya akan menjadi sekedar usus buntu yang sewaktu-waktu bisa kita potong karena mengganggu. Kita telah membunuh ilmu-ilmu sosial di sekolah-sekolah kita dan kita juga mematikan karir guru-guru ilmu sosial.

Saat ini sungguh sulit untuk menemukan guru-guru ilmu sosial yang berkualitas. Sekolah-sekolah tidak perduli dan pemerintah juga tidak perduli. Mereka toh hanya sebagai pelengkap dalam kurikulum. Jadi siapa yang perduli apakah pembelajaran ilmu sosial kita berkualitas atau tidak? Siapa yang perduli apakah para guru ilmu sosial berkualitas atau tidak? Mengajar dengan penuh semangat dan inspiratif? Tak ada yang perduli saat ini. Perhatian kita semua tertuju pada bidang-bidang yang diujikan pada UNAS.

Apa yang terjadi jika hal ini kita biarkan? Mari kita lihat pada apa yang terjadi di Amerika dimana program NCLB juga telah menciutkan ilmu-ilmu sosial. Berdasarkan survei di Amerika :

  • Lebih dari separoh siswa SMU tidak bisa menyebutkan negara-negara mana saja yang terlibat dalam PD II. Tragis mengingat AS merupakan negara utama yang terlibat.
  • Siswa AS berada di peringkat kedua terbawah dalam survei di sembilan negara dalam penguasaan ilmu-ilmu sosial.
  • Meski negaranya berperang di Iraq dan Afganishtan 87% siswa tidak dapat menemukan letak Negara Iraq dan 83 % tidak tahu letak Negara Afganishtan di peta!
  • 40% siswa tidak tahu pertengahan abad yang mana Perang Sipil di Amerika terjadi.

Meski belum pernah ada survei tentang kemampuan siswa sekolah menengah kita dalam ilmu sosial tapi diyakini bahwa hasilnya tentu tidak akan lebih baik daripada di AS. Bahkan ada seorang teman guru yang berani bertaruh bahwa lebih dari 50% siswa sekolah menengah tidak tahu berapa propinsi sekarang yang ada di Indonesia!

Apakah benar bahwa ilmu sosial tidak penting bagi siswa-siswa kita? Tentu saja itu tidak benar. Semakin intensnya permasalahan politik dan sosial di negara kita dari hari ke hari justru semakin meneguhkan betapa pentingnya pemahaman akan pentingnya peran sejarah, politik, dan budaya pada siswa-siswa kita sebagai pemegang estafet kepemimpinan di masa depan.

Ilmu-ilmu social tidak boleh ‘dimatikan’ di sekolah-sekolah kita dan justru harus diperkuat dengan pembelajaran yang berkualitas yang merangsang siswa untuk berpikir kritis dengan menelaah sejarah, budaya, dan politik yang telah dan sedang terjadi saat ini. Hanya dengan pembelajaran ilmu sosial yang bermakna dan berkualitaslah kita bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu menyelesaikan permasalahan bangsa dengan secara holistik dan komprehensif. Siswa yang buta ilmu sosial pada akhirnya hanya akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang tak mampu menghasilkan keputusan yang tepat bagi bangsa kelak.

Sudah saatnya para ilmuwan ilmu-ilmu sosial turun dan membuat riset tentang dampak menciutnya kurikulum dan merosotnya kualitas pembelajaran ilmu-ilmu sosial ini di sekolah-sekolah menengah dan berusaha untuk mencari solusinya. Jika tidak maka kita akan mengalami masalah kehilangan jati diri yang jauh lebih buruk daripada yang dihadapi oleh AS tanpa tahu apa yang terjadi.

Sejarah Perkembangan Akuntansi

Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon).
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon).